• Teologika Vs Kebenaran

    THEOLOGIA

    Theologia adalah studie tentang suatu agama dari sudut pandangan agama. Itu didefinisikan sebagai pembahasan yang masuk diakal tentang Allah atau para allah, atau lebih umum lagi tentang agama dan kerohanian. Theologia Kristen, telah menerima banyak masukan dari kebudayaan Barat, terutama pada masa sebelum abad Eropa modern. Maka karena sifat saling ketergantungan itu, bila ingin pemahaman yang memadai tentang baik Kebudayaan Barat maupun Theologia Kristen, Anda memerlukan pengenalan yang sepenuhnya tentang kedua-duanya. (Wikipedia)

    THEOLOGIA BARAT

    Theologia Barat ini dapat diumpamakan seperti bila seorang pergi ke musium dan ia melihat kerangka binatang purbakala di sana. Katakanlah kerangka seekor Dinosaurus. Binatang ini sudah lama punah. Ia akan mencoba membayangkan bagaimana kira-kira bentuk aslinya. Diperlukan interpretasi untuk membayangkan bagaimana bentuk aslinya. Seorang artis menolong orang lain membuat gambar-gambar bentuk binatang itu dengan melukiskan kulit luar binatang itu, lengkap dengan bentuk wajah dan sisik-sisiknya, tapi itu berdasar interpretasi-nya sendiri. Apakah hasilnya memuaskan? Karena mereka tak punya dasar lain, mereka terpaksa menerima hasil karya khayal si pelukis itu. Bila ada sepuluh artis, tentu akan ada sepuluh bentuk yang berlainan satu dengan yang lain. Artis-artis yang berinterpretasi itulah ibarat para theolog yang berbeda-beda pandangannya terhadap alkitab. Jadi alkitab tak beda dengan tulang-tulang purba itu. Tak berlebihan kalau theologia begini disebut sebagai Theologia Tulang-Tulang Kering. Theologia beginilah yang dianut hampir segala bentuk gereja sekarang.

    Andaikata saja tak pernah ada artis-artis pelukis itu, mereka tak punya penolong lain untuk mengetahui bentuk asli binatang purba itu, kecuali pergi kepada Sang Pencipta binatang itu. Kalau hubungan mereka dekat dengan Dia, tak mustahil Ia berikan gambar-gambar rekaman bentuk binatang itu secara tepat melalui penglihatan atau vision …….THEOLOGIA TIMUR?

    Di atas dikutip definisi Wikipedia tentang theologia Barat, untuk memahami theologia mereka kita harus juga memahami kebudayaan mereka karena cara-cara berpikir mereka mempengaruhi cara mereka mempelajari Alkitab dan Allah (Theos) Mereka. Orang Timur mempunyai latar belakang berpikir yang berbeda dengan mereka. Contohnya sejak di negeri Barat timbul rasionalisasi di segala bidang, mereka menaruh urusan kepercayaan kepada guna-guna, arwah, hantu hanya sebagai dongeng saja. Sementara dunia timur masih terus terlibat di dalam hal-hal seperti itu sampai sekarang. Sekarang cara memberitakan Injil kepada masyarakat Barat yang rasional tentu tak boleh disamakan dengan masyarakat Timur yang masih hidup dalam pemujaan arwah atau roh-roh teritorial. Orang Timur lebih mudah mengenal alam roh karena mereka masih memakai hati dan intuisi dalam banyak hal. Rasionalisasi hanya menjangkau orang-orang kota yang mampu bersekolah tinggi saja. Orang –orang Timur seperti Watchman Nee, lebih dalam mengerti bagaimana maksud alkitab tentang penggunaan intuisi dalam berjalan dengan Roh Kudus; orang seperti Ki Dong Kim lebih mengerti tentang roh-roh orang mati karena lingkungan masyarakat Timur yang amat dekat dengan orang-orang mati. Konon Ki Dong Kim ini yang bilang bahwa orang Timur memerlukan theologia Timur pula.

    Yang saya maksud bukan Theologia Barat dan Timur yang memang sudah ada di zaman sebelum jatuhnya Constantinople, namun praktek Theologia Masa kini yang sekarang dianut gereja-gereja pada zaman ini yang hanya menerapkan theologia dari sekolah-sekolah Alkitab dari Amerika, Inggris, Belanda dengan latar belakang pandangan Barat.

    KEBENARAN YANG HIDUP

    Sebenarnya yang berhak membuat “interpretasi” hanyalah yang mengarang kitab-kitab itu sendiri, yaitu Allah Bapa, Tuhan Yesus yang menuliskannya dengan perantaraan Roh Kudus yang mengilhami banyak penulis, dari zaman ke zaman. Dia saja yang berhak membuat pengisi dari “daging/kulit/sisik binatang purba” itu dengan sempurna sesuai dengan aslinya. Kalau begitu namanya bukan interpretasi lagi tapi “kebenaran”

    Mat 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

    Tuhan tidak menyuruh seseorang mencari interpretasi, tetapi mencari kebenaran. Dari mana kebenaran itu didapat ? Hanya dari Yesus yang berkata:

    Yoh 14:6 Kata Yesus kepadanya, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

    Itu alasannya mengapa Tuhan minta diberi tempat di dalam hati Anda. Ia mau berbicara dan menerangkan ayat-ayat Alkitab itu menurut pengertian Dia sendiri bukan sebuah interpretasi dari otak manusia yang sudah diracuni oleh Buah Pengetahuan Hal Baik dan Jahat itu.

    Selain itu juga Roh Kudus yang dahulu menuntun pengarang-pengarang Alkitab dari zaman ke zaman itu sekarang akan datang lagi kepada setiap orang yang telah menerima Tuhan Yesus di dalam hatinya, Ia yang juga mengajar Anda dengan membawa Anda ke dalam seluruh kebenaran Allah.

    Yoh 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata–kata dari diri–Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar–Nya itulah yang akan dikatakan–Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal–hal yang akan datang.

    1Kor 2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal–hal yang tersembunyi dalam diri Allah. 11 Siapa di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. 12 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.

    Kehadiran Roh Kudus dalam diri seseorang memberikan pengurapan kuasa Allah dan seterusnya pengurapan itu yang membuat Anda dapat menembus alam roh sehingga dapat memahami hal-hal yang supranatural, yakni hal-hal yang melampaui jangkauan akal pikiran manusiawi.

    1Yoh 2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia. Karena itu, kamu tidak perlu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan–Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu––dan pengajaran–Nya itu benar, bukan dusta––dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

    Bahkan setelah seseorang bergaul secara pribadi dalam kasih dengan Tuhan Yesus, Ia akan memperkenalkan Bapa-Nya yang di surga kepada orang itu, dan Bapa itupun akan berbicara, bahkan Dia akan mengungkapkan segala rahasia yang sangat dalam yang telah berabad-abad hendak dibagikan-Nya kepada anak-anak-Nya di bumi.

    Mat 11:27 Semua telah diserahkan kepada–Ku oleh Bapa–Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

    Efe 3:8 Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah diberikan anugerah ini, untuk memberitakan kepada orang–orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, 9 dan untuk membuat semua orang melihat rencana rahasia yang telah berabad–abad tersembunyi dalam Allah yang menciptakan segala sesuatu,10 supaya sekarang melalui jemaat diberitahukan berbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah–pemerintah dan penguasa–penguasa di surga,11 sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan–Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

    MAU TETAP JADI SENIMAN?

    Pada suatu tahap iman tertentu Anda akan mendengar ketiga pribadi Allah itu berbicara bergantian, dengan suara yang berbeda dan otoritas yang berbeda.

    Bila Anda memakai theologia untuk mengenal isi alkitab Anda akan penuh dengan “pengetahuan” hasil berbagai interpretasi dari para theolog yang ganti berganti telah meninggal dunia.

    Bila Anda bertanya kepada Roh Kudus, Tuhan Yesus atau Allah Bapa maka Anda kan dipenuhi pengetahuan yang benar, hidup, bertambah terus sampai sempurna seperti pikiran Dia. Inilah Kebenaran Yang Hidup itu.

    Adalah kaum Theologia Tulang-Tulang Kering itu yang paling suka memakai kata: “Sesat” untuk menilai pengajaran orang-orang yang mengenal Tuhan Yesus, Roh Kudus dan Allah Bapa secara pribadi. Itu karena mereka telah lama berpegang kepada interpretasi menurut seniman-seniman theologia di masa lampau. Setiap pernyataan yang baru dibukakan oleh Bapa, Tuhan Yesus maupun Roh Kudus dianggap sesat karena tak menurut patokan-patokan para seniman theologia mereka. Selalu mereka dibayang-bayangi ketakutan disesatkan roh-roh jahat, belum mau percaya walaupun syarat mereka bahwa segala kebenaran harus diteguhkan oleh dua atau tiga saksi itu, sudah banyak terlampaui.

    KESALAHAN SENIMAN THEOLOGIA

    Interpretasi datang dari pikiran bukan dari hati nurani. Berjalan dengan Tuhan adalah persekutuan pribadi dengan mendengarkan suara-Nya di dalam hati. Bukankah Tuhan Yesus minta dibukakan pintu hati Anda karena Ia mau makan bersama Anda dan Anda bersama Dia? Makan apa? Ia mau berbicara dengan Anda seperti Ia bicara pribadi dengan Maria yang duduk di bawah kaki-Nya.

    Wah 3:20 Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara–Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama–sama dengan dia, dan ia bersama–sama dengan Aku.

    Letak kesalahannya adalah bahwa para theolog itu pada umumnya tak pernah mau melangkah untuk memperbaiki hubungan pribadi mereka dalam roh dengan Roh Kudus, Tuhan Yesus dan Allah Bapa sampai kepada hubungan intim yang “tak mungkin salah”. Mereka merasa puas hanya dengan reka-reka atau interpretasi yang paling cocok menurut pikiran mereka. Untuk melangkah dalam hubungan intim dengan Tuhan, mereka tak mau atau tak berani. Tuhan berbicara kepada seseorang melalui hati nurani, bukan? Mereka baca banyak ceritera di alkitab bagaimana orang-orang di masa lampau begitu mudah mendengar suara Tuhan atau Roh Kudus, tapi mereka selalu berpikir bahwa itu sudah lampau, sekarang tak ada lagi orang yang diberi karunia untuk berhubungan intim dengan Tuhan. Untuk meninggalkan cara berpikir dan berinterpretasi, dan melangkah dengan mendengar suara hati mereka mendengar suara Tuhan di situ, selalu tak “tega”, takut salah. Mereka selalu curiga dan tak pernah mampu percaya seratus persen kalau tak ada ayatnya. Padahal ayat-ayat di alkitab itu tak lain barulah “tulang-tulang”. Itu sebabnya mereka terjerat kepada hukum-hukum tertulis saja, persis seperti orang-orang Farisi di jaman Tuhan Yesus.

    Memang pegangan dasarnya adalah tulang-tulang itu tapi pengisi antar tulang jangan pakai interpretasi melainkan kebenaran yang diwahyukan Roh Kudus.

    Suatu saat Roh Kudus berbicara demikian kepada saya: “Andereas, di zaman Tuhan Yesus di dunia, Ia dikelilingi banyak orang Farisi yang akhli dalam hal alkitab, yaitu kitab-kitab Musa dan nabi-nabi yang lain. Tapi Ia berkata: ‘Barangsiapa tak mengikut Aku, tak akan beroleh selamat.’ Kemudian rasul-rasul menuliskan semua perkataan Tuhan Yesus menjadi Kitab Perjanjian Baru. Namun sekarang, walaupun membaca kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bila tidak dipimpin oleh-Ku (Roh Kudus), mereka akan sesat dan tak beroleh selamat. Nanti saatnya akan tiba, Aku (Roh Kudus) akan diangkat dari bumi. Lalu orang-orang akan membaca semua tulisan kesaksian orang-orang yang dipimpin Roh-Kudus, mereka juga tidak akan beroleh selamat, kecuali dengan susah payah mencari pimpinan Tuhan lagi seperti di masa Perjanjian Lama.”

    Jadi yang membuat orang diselamatkan apa? Bukan karena hafal semua ayat dan memahami isi Alkitab, tetapi hidup dipimpin oleh Roh atau dipimpin oleh Tuhan!

    Bandung, April 22, 2008

    Andereas Samudera

    Wikipedia:
    Theology is the study of religion from a religious perspective. It has been defined as reasoned discourse about God or the gods, or more generally about religion or spirituality Christian theology has permeated much of Western culture, especially in pre-modern Europe. Therefore, because of their interdependence a proper understanding of either Western culture or Christian theology requires a full understanding of both.

0 komentar: